Sinopsis
Darinya aku belajar hidup sederhana. Tanpa banyak mengeluh, dengan banyak bersyukur. Masa depan itu, apa masih jadi milik kita berdua? Septian Aidan Nugroho. Murid laki-laki dengan bandana merah di sebelah lengan seragam sekolahnya, sangat pintar dan pendiam. Di SMA Ganesha, Septian adalah murid kesayangan sekaligus kebanggaan guru-guru. Banyak prestasi yang sudah ia raih. Dia juga aktif sebagai bendahara di Ravispa. Dalam hidupnya, perempuan seperti Jihan Halana tidak akan pernah dibiarkan masuk. Jihan Halana. Orang-orang mengenalnya sebagai perempuan yang sangat ekspresif. Mudah menggambarkan apa pun yang ia rasakan, termasuk kepada Septian; laki-laki yang sudah sejak lama Jihan suka. Apa pun Jihan lakukan agar Septian menoleh padanya, agar Septian menyukainya. Meski terus disakiti, Jihan yang ceria tetap mengejar Septian. Meski ditolak berkali-kali, Jihan yang sendu tetap berusaha agar Septian mau menerima kehadirannya. Perjuangan Jihan membuat Septian membuka mata bahwa Jihan memang sangat tulus padanya. Ketika Septian sudah mulai membuka hati, ada satti kesalahan yang ia perbuat. Kesalahan yang akan mengubah seluruh hidup mereka, bahkan membuat Jihan sanuat membenci Septian. Apa kini masa depan itu masih ada untuk mereka? Novel ini bercerita tentang masa putih abu-abu dan persahabatan. Tentang perjuangan dan doa yang mampu meluluhkan hati.